Rabu, 08 Juni 2011

Bisphenol A (BpA) Pada Botol Bayi

Botol bayi biasa digunakan oleh para ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi mereka bila sudah bukan masa pemberian ASI atau memang tidak dapat memberikan ASI. Namun baru-baru ini muncul kekhawatiran bagi para orang tua akibat munculnya isu mengenai zat kimia pada botol bayi yang berbahaya yang disebut bisphenol A (BpA).
Bisphenol A (BpA) bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat plastik yang keras, bening dan ringan yang disebut polycarbonate. BpA sering ditemukan dalam :
1. Botol plastik keras, termasuk botol bayi dan beberapa botol air yang bisa dipakai ulang.
2. Piring plastik, cangkir dan perabot.
3. Container tempat menyimpan makanan.
4. Alas makanan (termasuk soda pop) dan tutup botol.
5. Compact disc (CD).
6. Peralatan penyelamat seperti kacamata dan helm.
7. Peralatan medis.
8. Beberapa jenis gigi palsu orangtua.
Bahan ini juga digunakan dalam produksi resin epoksifenolat yang berguna sebagai pelapis bagian dalam kaleng logam (termasuk kaleng susu formula bayi dan makanan kaleng lainnya), tangki penyimpan air, dan tong anggur. Bahan ini sudah digunakan dalam dunia pengemasan makanan selama lebih dari 50 tahun.
Ikatan BPA yang tergolong tidak stabil dapat menyebabkan sejumlah kecil BPA terlepas ke dalam makanan atau susu formula yang menjadi isi suatu kemasan yang mengandung BPA. Dan pada akhirnya lepasan BPA ini kemudian dapat tertelan oleh manusia. Pelepasan BPA akan terjadi semakin banyak saat botol bayi atau botol air terkena panas seperti saat direbus atau disterilisasi.
Survey kesehatan pada tahun 2003-2004 yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menemukan bahwa lebih dari 92 persen orang berusia 6 tahun lebih terdeteksi memiliki sejumlah BPA dalam urin mereka.

BAHAYA DARI BpA
menyebutkan bahwa BPA dapat menjadi senyawa "pengganggu hormon" karena berpotensi mengganggu fungsi normal dari sistem hormon, baik itu pada manusia maupun pada hewan yang menimbulkan efek merugikan pada kesehatan, reproduksi, perkembangan, serta masalah tingkah laku (behavioural).
BpA juga dianggap dapat menyebabkan pematangan seksual dini pada wanita, peningkatan masalah neurobehavioral seperti attention deficit hyperacivity disorder (ADHD), autisme, dan peningkatan keagresifan, peningkatan obesitas, serta diabetes tipe 2. BpA juga dapat mengganggu perkembangan normal janin, menstimulasi perkembangan kelenjar susu yang merupakan faktor risiko kanker payudara, penurunan hormone (termasuk penurunan testosterone), menurunkan produksi sperma, dan mengubah fungsi kekebalan. Janin, bayi, dan anak-anak yang sedang mendekati masa pubertas adalah kelompok yang paling rentan terkena efek negatif dari BPA.
Food and Drug Administration (FDA) dan The National Toxicology Program di Amerika serikat telah mengungkapkan kecemasan mengenai pengaruh potensial BPA terhadap otak, perilaku, dan kelenjar prostat pada janin, bayi dan anak-anak

 CARA PENCEGAHAN BpA
Untuk mengurangi masuknya Bisphenol A ke dalam tubuh anak,berikut ini beberapa langkah yang bisa kita lakukan :
1. menghindari produk bayi yang menggunakan plastik polikarbonat. Caranya adalah dengan melihat nomor yang terdapat dalam segitiga tanda panah melingkar yang berada di bawah botol. Plastik polikarbonat diberi nomor 7 (walaupun begitu, tidak semua wadah bernomor daur ulang 7 dibuat dengan BPA).
2. memilih peralatan bayi yang terbuat dari polietielen, polipropilen (nomor daur uang 1, 2, dan 5), poliamida (PA), polietersulfon (PES), bambu, gelas, atau stainless steel. Hindari penggunaan peralatan bernomor 3 (polivinilklorida, PVC) dan bernomor 6 (polistiren, PS). Jika tidak terdapat tanda nomor, diharuskan mencoba untuk menghubungi produsennya untuk menanyakan jenis plastik apa yang digunakan.
3. Jangan memanaskan air di dalam botol polikarbonat sewaktu menyiapkan susu formula.

Peneliti dari University of Cincinnati menemukan, eksposur terhadap air mendidih menyebabkan botol plastik polikarbonat melepaskan BPA hingga 55 kali lebih cepat dari air dingin atau air bertemperatur normal
 
4. Hindari mengisi air panas langsung ke dalam botol bayi (botol polikarbonat).
5. Dalam mencuci botol bayi gunakan cairan sabun yang memang khusus diperuntukkan untuk peralatan bayi, jangan gunakan sembarang sabun karena cairan sabun yang keras akan memicu lepasnya Bisphenol A dari botol bayi.
6. Gunakan air sabun hangat dan juga sponge dalam mencuci botol bayi, hal tersebut dapat mencegah pelepasan Bisphenol A. Jika anda ingin menggunakan sikat dalam mencuci, maka gunakanlah sikat yang halus agar gesekan yang terjadi dengan botol bayi ketika mencuci tidak sampai menyebabkan lepasnya Bisphenol A.
7. Bilaslah botol bayi dengan sempurna setelah selesai dicuci, apabila perlu lakukan berulang kali.
8. Hindari pemanasan susu di dalam botol polikarbonat pada suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi memudahkan terjadinya pelepasan Bisphenol A dari struktur dinding botol.
9. Hindari penggunaan susu formula yang kemasannya menggunakan Bisphenol A.
10. Ganti botol bayi dengan botol yang bebas Bisphenol A. Biasanya botol tersebut terbuat dari polypropylene yang ditandai dengan nomor 5 didalam segitiga daur ulang pada bagian bawah botol.
11. Hal yang paling aman adalah berikan ASI kepada bayi Anda  selama 12 bulan karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, para ahli menyarankan untuk memberikan ASI pada tahun pertama jika memungkinkan.

Selain hal tersebut, untuk kita yang sudah dewasa yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi makanan dalam kemasan kaleng, lebih baik menggunakan wadah  dari stainless steel atau kaca, dan gunakanlah produk bebas Bisphenol A.